Nama : FERA LUFHIDARANI PRANITA
NPM : 22210722
Kelas : 3 EB 23
Dosen : Budi Santoso
PENALARAN
DEDUKTIF
Penalaran
dalam karangan
Didalam karangan peranan logika sangat penting. Logika
artinya bernalar, penalaran ialah proses pengambilan kesimpulan dari bahan
bukti atau petunjuk. Secara umum ada dua jalan untuk mengambil kesimpulan
a.
Induksi
Induksi
dapat diartikan sebagai penalaran yang berawal pada yang khusus atau spesifik
dan berakhir pada yang umum. Kesimpulan induktif selalu berupa generalisasi
atau perumuman, pernyataan itu selalu meliputi sejumlah besar peristiwa tang
khusus. General induktif berdasarkan fakta, tetapi banyak juga yang berupa
asumsi.
Generalisasi
induktif sering diperkuat oleh contoh, perincian, penjelasan, pengkhususan,
atau ilustrasi yang berdasarkan keyakinan subjektif tidak dapat disanggah atau
dibuktikan salah tidaknya.
b.
Deduksi
Deduksi
dapat diartikan penalaran dari yang umum ke yang khusus atau penerapan
generalisasi pada peristiwa yang khusus untuk mencapai kesimpulan.
Jadi
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang
bersifat umum. Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik.
Didalam
deduktif terdapat premis, Premis adalah putusan yang menjadi dasar bagi
argumentasi. Didalam deduktif terdiri dari premis mayor, premis minor, dan
kesimpulan
i.
Premis mayor adalah suatu generalisasi
yang meliputi semua unsur kategori
ii.
Premis minor adalah penyamaan suatu
objek atau ide dengan unsur yang dicakup oleh premis mayor
iii.
Kesimpulan adalah gagasan yang
dihasilkan oleh penerapan generalisasi dalam premis minor
Macam – Macam Penalaran Deduktif
1.
Silogisme Kategoriak
Silogisme
Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik.
Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat
dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan
premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara
kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Premis
umum : Premis Mayor (My)
Contoh
: Semua manusia akan meninggal
Premis
khusus : Premis Minor (Mn)
Contoh:
Amin adalah manusia
Premis
simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Contoh
: Jadi, Amin akan meninggal
2.
Silogisme Hipotesis
Silogisme
hipotesis adalah silogisme yang terdiri dari premis mayor yang berproposi
conditional hipotesis
Konditional
hipotesis adalah bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga
menolak konsekuen.
Contoh
:
Semua
mahasiswa adalah lulusan SMA
Sebagian
pemuda adalah mahasiswa
Jadi
sebagian pemuda adalah lulusan SMA
Tidak
semua mahasiswa lulusan SMA
Sebagian
pemuda bukan mahasiswa
Jadi
tidak semua pemuda adalah mahasiswa
3.
Silogisme alternative
Silogisme
Alternatif adalah Silogisme yang terdiri
atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh
Dia
adalah seorang mahasiswa atau pegawai
Dia
seorang mahasiswa
Jadi,
dia bukan seorang pegawai
Dia
adalah seorang mahasiswa atau pegawai
Dia
bukan seorang mahasiswa
Jadi,
dia seorang pegawai
4.
Entimen
Entimen
adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama
Contoh
:
Proses
fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada
malam hari tidak ada matahari
Jadi,
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.
sumber
http://ichsan-dwi-putra.blogspot.com/2012/05/penalaran-deduktif.html
http://rivaldiligia.wordpress.com/2012/06/04/tugas-bahasa-indonesia-penalaran-deduktif/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar